
[box type=”error” fontsize=”14″ radius=”10″]PENGGALANGAN DANA DITUTUP
Pada tanggal 7 Juni, pukul 20.00 wib Bp. Tan diijinkan untuk meninggalkan RS oleh dokter. Hal ini dikarenakan kondisi Bp. Tan yang perkembangannya cukup pesat. Cukup berobat jalan untuk memantau kondisi bekas jahitan yang belum kering. Minggu depan akan dilakukan pemeriksaan kembali ke RS.
Update dan perkembangan dari Bp. Tan akan tetap ditampilkan disini.
Pihak keluarga menitipkan pesan kepada semua donatur yang telah berpartisipasi ” Terima kasih banyak atas perhatian dan donasi yang telah diberikan kepada Papa kami Bp. Tan Chai Liong. Disaat-saat kami tak tahu harus melakukan apa lagi, disaat-saat kami kebingungan Papa harus menjalani operasi dengan biaya besar, akhirnya kami menemukan harapan kembali. Ternyata di dunia ini masih banyak orang-orang yang punya perhatian kepada sesamanya walaupun tak saling kenal sebelumnya. Semoga semua kebaikan yang telah para donatur berikan kepada keluarga kami dapat berbuah kepada anda sekalian berupa kesehatan, kesehjahtraan dan kebahagiaan.”
[/box]
Berikut ini adalah update dari kondisi dari Bp. Tan, untuk nama-nama donatur dapat dilihat pada bagian bawah artikel ini.






[divide style=”dots” icon=”circle” color=”#dd9933″]
Bapak Tan Chai Liong saat ini tengah dirawat di RS Mayapada dikarenakan mengalami patah tulang rusuk sebanyak 7 buah dan patahan tulang tersebut menusuk paru-parunya sehingga menyebabkan terjadi pendarahan. Beliau adalah korban tabrak lari pada hari Minggu tanggal 29 Mei kemarin. Solusinya hanya dengan dilakukan operasi, dan hal ini harus sesegera mungkin dilaksanakan,karena dapat berakibat fatal bagi kondisi beliau. Bp. Tan sendiri adalah Papa dari Saudari Tan Ai Phing, yang merupakan guru sekolah minggu Buddhis pada Vihara Buddha Dharma Biak. Sdri Ai Phing juga merupakan seorang relawan Tzu Chi yang banyak terlibat aktif dalam setiap kegiatan, selain itu sdri Ai Phing juga aktif membantu Vihara melalui WBI.
Sebagai tambahan bahwa Sdri Ai Phing adalah murid dari Romo Sukirman yang saat ini tengah menjalani perawatan di RS Siloam Makasar karena kecelakaan dan segenggamdaun.com juga mendapat kehormatan memfasilitasi penggalangan dana untuk beliau. Untuk kisah romo Sukirman sendiri dapat dilihat pada link berikut ini : Klik Disini
Untuk pertanyaan pembaca nantinya mengapa tidak menggunakan BPJS, dapat langsung dijelaskan bahwa harus menunggu giliran antrian yang cukup panjang, sedangkan untuk kasus seperti yang dialami Bp. Tan adalah harus sesegera mungkin dilakukan operasi. Untuk itulah penggalangan dana ini adalah salah satu alternatif tindakan yang dilakukan. Mengenai kronologis kejadian dan latar belakangnya dapat dibaca seperti kisah yang diceritakan oleh Sdri. Ai Phing.
Berikut ini penuturan yang disampaikan oleh oleh putrinya Tan Ai Phing kepada admin segenggamdaun.com
[box type=”note” fontsize=”14″ radius=”12″]
Nama saya Tan Ai Phing, berusia 35 tahun dan keseharian saya adalah ibu rumah tangga yang membantu menjaga toko kelontongan milik mertua bersama suami. Saya juga dipercaya untuk menjadi guru pada Sekolah Minggu Buddhist di Vihara Buddha Dharma Biak.
Musibah menimpa papa saya pada hari Minggu tanggal 29 Mei lalu. Papa saya yang bernama Tan Chai Liong (64 tahun) sewaktu hendak menuju rumah temannya di Teluk Gong ditabrak lari oleh sebuah angkot M13 warna biru di daerah kebon jahe. Papa ditabrak dari sisi sebelah kanan, dan mengenai bagian bahunya dan dada terhempas ke stang motor dan terjatuh. Setelah ditabrak dan tidak ada yang membantu lalu papa menghubungi adik saya untuk minta dijemput. Sesampai dirumah papa menganggap bahwa ia hanya luka memar biasa saja. Namun malam harinya ia merasakan sesak nafas, oleh adik saya kemudian diajak ke IGD di RSU Kali Deres.
Di IGD RSU Kali Deres ternyata tak ada alat rongen,dan papa disuruh memilih RS Rujukan antara RSUD Cengkareng, RS Hermina Daan Mogot atau RS Tzuchi. Berhubung lokasi terdekat adalah RS Hermina, lalu papa dibawa kesana. Ternyata sesampai di RS Hermina bagian ronsen udah tutup dan kamar perawatan juga penuh, yang tersedia adalah yang kelas 1. Maka karena memikirkan biaya,akhirnya papa kembali dibawa pulang.

Senin sore kemudian dibawa ke RS Tzu Chi dengan membawa surat rujukan untuk Ronsen, dan lalu papa kemudian disuruh ke RSUD Cengkareng.Di IGD RSUD Cengkareng lalu di ronsen dan ternyata menurut dokter ada 4 tulang rusuk yang patah dan menusuk bagian paru-paru sehingga mengalami sesak nafas.Di IGD menunggu sampai jam 2 pagi esok harinya karena tak ada ruang perawatan yang kosong. Karena menunggu tanpa kejelasan dan tanpa ditangani, akhirnya papa dibawa pulang kerumah.
Selasa pagi papa kembali lagi dibawa ke RSUD Cengkareng, namun tak ada dokternya. Untuk rawat inap juga tidak ada kamar.Kalau mau mengantri harus mengulangi pemeriksaan dari awal seperti ronsen, cek darah, dan lainnya. Dokter adanya di hari rabu. Karena kondisi papa makin memburuk, akhirnya diputuskan untuk mencari RS lainnya yang terdekat. Akhirnya dibawa ke RS Mayapada. Disini papa langsung ditangani. Dilakukan cek darah dan ronsen ulang. Menurut dokter disini ternyata tulang rusuk yang patah jumlahnya 7 buah dan harus segera dilakukan operasi. Karena telah terjadi perdarahan di paru-parunya, apabila ditunda maka kondisi akan fatal bagi papa.

Untuk operasi sendiri paling tidak memakan dana kisaran Rp. 150 juta belum termasuk biaya rawat dan obat-obatan. Karena melihat papa yang makin sesak nafas, dan mengeluh badannya kesemutan semua, maka adik saya langsung menyetujui untuk dilakukan operasi.
Mendengar kabar mengenai biaya operasi yang harus disiapkan membuat kami sekeluarga benar-benar kaget, entah darimana kami dapat mengumpulkan uang sebanyak itu. Saya dan suami hanya membantu ditoko kelontongan milik mertua, sebuah toko sederhana untuk melayani penduduk sekitar saja. Papa sendiri sudah 3 tahun tidak bekerja karena diabetes yang dideritanya. Papa memiliki 7 orang anak dari 2 orang istri. Dari istri pertama papa memiliki 5 orang anak, saya adalah anak dari istri pertama. Saat ini papa tinggal bersama 2 orang anaknya dari istri kedua disebuah rumah kontrakan sederhana.
Dari semua anak papa sudah menikah dan memiliki keluarga, hanya 4 orang yang bekerja, itupun hanya menjadi pegawai biasa menjaga toko atau staff kantor biasa. Ada satu adik yang malah menjadi petani didesa bersama istrinya. Kami sekeluarga hidup dalam suasana ekonomi yang sungguh pas-pasan saja, pas untuk makan dari hari kehari.

Sebenarnya saya semenjak usia 5 tahun telah ditinggalkan papa. Papa memilih untuk bersama istri keduanya. Saya terus terang tak mengenal sosok papa dalam hidup saya, sampai 25 tahun berlalu sampai suatu saat saya tengah berjalan di Pancoran dan bertemu dengan seorang famili. Orang itu lantas menunjuk kepada orang didekatnya, lalu ia mengatakan bahwa itu adalah Papamu. Saat itu saya baru tersadar bahwa saya masih memiliki seorang papa yang hidup. Lalu pertemuan itu saya ceritakan kepada mama saya, dan mama mengatakan bahwa saya boleh saja menerima papa dalam hidup saya. Masa lalu biarlah menjadi bagian yang telah lewat, dan biarkan masa depan dimulai lagi dari saat ini. Itulah kalimat yang saya ingat betul diucapkan oleh mama.
Semenjak kejadian itu mungkin sekitar 7 tahun lalu, akhirnya lambat laun kami saling bisa menjalin sebuah komunikasi. Kami sempat juga tinggal serumah dengan mamadan papa, disanalah saya merasakan seolah-olah sebuah keluarga yang sempurna dapat dibangun. Sampai kami pindah ke Surabaya, dan papapun sempat bekerja di Surabaya sebagai karyawan di sebuah toko menjual alat timbang. Sampai akhirnya saya menikah dan harus ikut suami ke Biak, Mama memilih ikut saya dan papa memutuskan untuk tinggal di Jakarta bersama adik tiri saya.
Disaat hubungan harmonis yang baru terjalin 7 tahun ini, Papa mengalami musibah yang dapat merengut hidupnya. Sungguh saya sebagai anak merasa belum sempat untuk berbakti ke pada papa. Seperti sebuah ucapan dari Sang Buddha yang menyatakan bahwa Jasa dan Budi orang tua tak akan bisa dibalas walaupun kita menggendongnya di pundak sekalipun dan berjalan mengelilingi dunia.
Sungguh, saat ini yang saya inginkan adalah papa saya bisa dioperasi dan sembuh. Bisa kembali berkumpul bersama kami dan satu keinginan papa yang belum tercapai, ia ingin sekali Imlek mendatang semua anggota keluarga bisa berkumpul lengkap.

Melalui kesempatan ini saya sebagai anak memohon kiranya kepada para dermawan sekalian baik yang saya kenal ataupun tidak, untuk dapat membantu biaya operasi papa saya. Karena papa saya tak dapat menunggu lagi.
Tolonglah papa saya, berikanlah keluarga kami harapan, berikanlah kami anak-anaknya kesempatan untuk berbakti lebih lama lagi kepada papa.
[/box]
[box type=”note” fontsize=”14″ radius=”10″]Catatan Admin:
Berhubung situasi sifatnya sangat genting, setelah dirembukkan dengan beberapa pihak terkait, maka disepakati agar Bp. Tan segera bisa mendapat tindakan medis adalah dengan memberikan deposit ke RS Mayapada. Untuk itu maka digunakan dana yang telah digalang sebelumnya untuk Romo Sukirman. Hal ini telah dikonfirmasikan langsung ke romo Sukirman, dan beliau dengan gembira menyatakan “Segera gunakan dana tersebut lebih dulu agar papanya Ai Phing dapat terbantu”. Saat ini Romo Sukirman masih dirawat, namun menurut catatan adminitrasi biaya romo berkisar di Rp. 80 jutaan. Dari total dana yang terkumpul, berarti ada kelebihan sekitar Rp. 50 jutaan.
Kita lakukan deposit awal sebesar Rp. 50 juta, dan sisanya ini yang akan digalangkan. Semoga saja berkat jasa kebajikan dan bakti anak-anaknya, maka jumlah dana yang diharapkan dapat tercapai.
Semoga keajaiban itu tetap ada. Semoga berkat dari tekad dan kebajikan anak-anak Bp. Tan dapat memberikan kesembuhan untuk beliau.
Apapun hasil akhir dari penggalangan dana ini, paling tidak kita bersama dapat menghargai wujud bakti dari anak-anak Bp. Tan. Semoga kita bersama dapat membuktikan bahwa didunia ini masih ada rasa simpati, empati , dan sangat banyak orang berhati mulia di luar sana. [/box]
[quote font=”trebuchet” font_size=”16″ font_style=”italic” color=”#000000″ bgcolor=”#aed691″]Donasi dapat Disalurkan ke Rekening BCA Nomor 8555 071 899 atas nama Harly J & Yudianto[/quote]
[iconbox title=”KETERANGAN Lainnya dapat menghubungi Kontak berikut” title_align=”center” content_align=”center” layout=”boxed” bg=”#a9d689″ border=”#59d600″ content_color=”#0a0405″ align=”left” type=”vector” icon=”momizat-icon-phone” icon_align_to=”box” size=”32″ ] Supriadi Marthaen – 0821 78088 578 Pin BB: 55128C94
Tan Ai Phing (Putri Bp. Tan) – 082198088088
Yudianto Tjandranata – 08115833817 Pin BB: 2BF36E79
[/iconbox]
[box type=”note” fontsize=”18″ radius=”10″]Nama para donatur, dan bukti penggunaan dana, akan dibuatkan Link tersendiri. Perkembangan Bp. Tan Chai Liong akan selalu diupdate di website ini selama penggalangan dana belum ditutup. Untuk masukkan dan saran, dapat diberikan pada kolom komentar dibawah. [/box]
[iconbox title=”PENJELASAN” title_align=”left” content_align=”left” layout=”boxed” bg=”#ededa6″ border=”#dd9933″ title_color=”#000000″ content_color=”#dd2a2a” align=”left” type=”vector” icon=”momizat-icon-bubbles” icon_align_to=”title” size=”32″ icon_bg_color=”#ededa3″ icon_bd_color=”#dd9933″ ]Pihak Keluarga bersedia untuk melaporkan penerimaan dana berikut nama donatur yang masuk. Laporan akan dipublish pada website ini.
Penggunaan dana akan disertai bukti kuitansi yang juga akan dipublish di website.
Admin segenggamdaun.com, berhak menghentikan penggalangan dana apabila kebutuhan dana sudah mencukupi, ataupun jika terjadi permasalahan dikemudian hari.
Apabila terdapat kelebihan dana yang besar dari kasus ini, maka sebagian akan digunakan untuk kegiatan sosial lainnya [/iconbox]
Berikut ini adalah para Donatur mulia yang telah ikut berkontribusi untuk kesembuha Bp. Tan Chai Liong. Semoga atas kebaikan yang telah dilakukan memberikan kondisi selalu sehat, sukses dan berbahagia.
[box type=”note” fontsize=”20″]Total Dana Terkumpul per 8 Juni Pukul 10.45 wib: Rp. 68.678.536,-,
[/box]