
[box type=”info” fontsize=”15″]
Per Tanggal 27 Juli 2016, donasi yang masuk untuk menyelamatkan Asset Umat Buddha di Temanggung melalui segenggam daun adalah sebesar Rp. 480 juta dan yang masuk melalui rekening panitia adalah sebesar Rp. 201 juta, total yang diterima berarti adalah sebesar Rp. 681 juta.
Jumlah yang didapat telah melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar Rp. 450 juta. Kami juga tak menyanggka dibeberapa hari terakhir ini donasi yang masuk jumlahnya sangat fantastis.
Langkah selanjutnya akan segera dilakukan transfer dana dari rekening segenggam daun ke panitia untuk menebus sertifikat.
Saat ini tengah menunggu masukkan dari YM. Bhante Jotidhammo mengenai pengalokasian sisa dana yang lebih.
Informasi ini bersifat sementara, Perkembangan selanjutnya akan diupdate diwebsite ini dan halaman fanspage segenggamdaun.
Turut berbahagia dan terima kasih atas kontribusi semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. [/box]
Kabupaten Temanggung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang beribukota di Temanggung dan berbatasan dengan Kabupaten Kendal di utara, Kabupaten Semarang di timur, Kabupaten Magelang di selatan, serta Kabupaten Wonosobo di barat.
Pada awal perkembangan Agama Buddha sekitar tahun 1960an, hampir semua desa-desa di temanggung , khususnya di kecamatan kaloran beragama Buddha. Di seluruh Temanggung ada sekitar 90 vihara, dan khusus di Kaloran ada 46 vihara. Temanggung adalah kabupaten yang memiliki populasi umat Buddha terpadat di Indonesia, yang berpusat di Kecamatan Kaloran, serta Kecamatan Jumo.
Hal ini dapat dilihat dari padatnya dan ramainya Vihara terutama pada saat perayaan Waisak kemarin, setiap vihara yang merayakan umat yang hadir bisa mencapai 2000 orang. Di kecamatan Kaloran sendiri, jumlah umat Buddha lebih dari 3000 KK(kepala keluarga).
[images cols=”three” auto_slide=”true” lightbox=”true”]
[image link=”8643″ image=”8643″]
[image link=”8644″ image=”8644″]
[image link=”8645″ image=”8645″]
[image link=”8646″ image=”8646″]
[image link=”8647″ image=”8647″]
[image link=”8648″ image=”8648″]
[image link=”8650″ image=”8650″]
[image link=”8652″ image=”8652″]
[image link=”8653″ image=”8653″]
[image link=”8655″ image=”8655″]
[image link=”8656″ image=”8656″]
[image link=”8657″ image=”8657″]
[/images]
Untuk kegiatan umat Buddha di temanggung, cukup bervariasi dan terkesan mereka sangat akrab dan berbaur. Ada puja bakti seminggu dua kali, puja bakti kelompok(anjangsana) dari vihara-vihara antar dusun, dan minggon yaitu puja bakti malam minggu dilakukan keliling ke rumah umat.
Berkembangnya agama Buddha di Kecamatan Kaloran ini tidak terlepas dari peran Sembilan tokoh deklarator terutama Mbah Mangunsudarmo, yang saat itu merupakan Lurah di Desa Kalimanggis.
Bersama Sembilan tokoh, mbah Manggis berjalan dari desa-ke desa untuk mengajarkan tata cara sembahyang dalam agama Buddha supaya masyarakat Kaloran berbudi luhur. Selain menyerbarkan agama Buddha ke desa-desa dan ke gunung-gunung di Kaloran, Mbah Manggis bersama tokoh penggerak dan pemuda Buddhis saat itu juga sering mengadakan perkumpulan di rumahnya. Rumah Mbah Manggis, inilah yang menjadi salah satu bukti fisik sejarah “kebangkitan” agama Buddha Temanggung hingga saat ini.

Saat ini, setelah Mbah Manggis Meninggal diwariskan kepada anaknya. Rumah yang pada saat Mbah Manggis masih hidup dijadikan sebagai kantor kepala desa dan sekretaris desa yang sekaligus dijadikan tempat berkumpul umat Buddha hingga saat ini tidak banyak berubah.
Sepeninggalan Mbah Manggis, setelah di bangun vihara di berbagai desa di Kaloran, umat Buddha hampir tidak mengenal rumah bersejarah itu. Umat Buddha lebih banyak melakukan aktifitas keagamaan Buddha di vihara masing-masing dan hampir tidak ada tempat untuk aktifitas bersama umat Buddha.
Setelah Empat puluh delapan tahun “kebangkitan” agama Buddha di Temanggung, Rumah yang saat ini atas kepemilikan R. Adam Caroko Dwi Handoko, dengan berbagai alasan akan di Jual. Oleh sebab itulah, Umat Buddha Temanggung mempunyai keinginan untuk membeli rumah tersebut untuk dijadikan pusat aktifitas umat Buddha sebagai Griya Kebangkitan Agama Buddha Temanggung.

Kilas Sejarah Rumah Almarhum Mbah Mangunsudarmo
Mbah Mangunsudarmo atau yang lebih dikenal dengan panggilan mbah Manggis adalah seorang Lurah Kalimanggis yang juga menjabat sebagai Glondong (pimpinan para lurah) Kecamatan Kaloran. Pada awal perkembangan agama Buddha, Mbah Manggis bersama dengan delapan tokoh lainnya adalah tokoh kunci kebangkitan agama Buddha Temanggung.
[images cols=”four” lightbox=”true”]
[image link=”8617″ image=”8617″]
[image link=”8618″ image=”8618″]
[image link=”8619″ image=”8619″]
[image link=”8620″ image=”8620″]
[image link=”8621″ image=”8621″]
[image link=”8622″ image=”8622″]
[image link=”8623″ image=”8623″]
[image link=”8624″ image=”8624″]
[image link=”8625″ image=”8625″]
[image link=”8626″ image=”8626″]
[image link=”8627″ image=”8627″]
[image link=”8628″ image=”8628″]
[image link=”8629″ image=”8629″]
[image link=”8630″ image=”8630″]
[image link=”8631″ image=”8631″]
[image link=”8632″ image=”8632″]
[/images]
Rumah yang rencana akan digunakan sebagai Griya Kebangkitan Agama Buddha Temanggung merupakan rumah milik almarhum Mbah Manggis. Rumah ini juga yang pada awal kebangkitan agama Buddha Temanggung dijadikan sebagai tempat rapat-rapat dan berkumpulnya para pimpinan agama Buddha Temanggung pada masa itu. Rumah dengan arsitektur klasik ini terletak diseberang jalan raya Temanggu – Magelang, dan sangat strategis untuk dijadikan sebagai pusat aktifitas umat Buddha.
Maksud dan Tujuan
Umat Buddha Temanggung merupakan salah satu elemen penting dalam sejarah “kebangkitan” agama Buddha di Indonesia. Namun sampai hari ini, umat Buddha Temanggung, terutama generasi muda tidak mempunyai tempat kusus untuk melihat dan menelusuri dari mana agama Buddha Temanggung dimulai. Oleh sebab itu, perlu kiranya umat Buddha Temanggung membeli rumah Almarhum Mbah MangunSudarmo, yang merupakan tokoh kunci penggerak agama Buddha Temanggung, untuk dijadikan tempat:
- Menyelamatkan nilai historis rumah kebangkitan agama Buddha Temanggung
- Museum Kebangkitan
- Perkantoran organisasi Buddhis dan Pusat aktifitas umat Buddha Temanggung

Menanam Kebajikan
Rumah tersebut terletak di tengah masyarakat yang 80% beragama Buddha. Lokasi rumah ini sangatlah strategis, dan rumah ini juga sudah diincar oleh beberapa pihak terutama dari umat beragama lain yang sedang gencar menyebarkan misi agamanya di Temanggung.
Rumah yang dibangun di tanah 600 meter persegi ini, terdiri atas 4 bangunan utama, rumah depan, pendopo dan lain-lain akan dibeli dengan dengan harga Rp. 450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta rupiah). Oleh sebab itu perlu kiranya uluran tangan dari para dermawan agar dapat membeli rumah dan menjaga nilai sejarah dari rumah tersebut.

Dalam hal ini, Panitia penggalangan dana mempercayakan kepada Segenggam Daun untuk membantu mengumpulkan dana demi kemajuan ajaran Buddha. Tempat tersebut pun selain buat museum, juga akan digunakan untuk tempat menyimpan foto-foto, Buddhist Centre, Dhamma Class, sanggar tari, pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan penyebaran Agama Buddha.
Marilah kita bersama-sama menanam kebajikan dengan berdana. Besar harapan kami agar tujuan ini dapat segera terwujud. Semoga Karma baik yang ditanam akan membuahkan kebahagiaan bagi kita semua. semoga semua makhluk hidup berbahagia.
[quote font=”trebuchet” font_size=”16″ font_style=”italic” color=”#000000″ bgcolor=”#aed691″]Donasi dapat Disalurkan ke Rekening BCA Nomor 8555 071 899 atas nama Harly J & Yudianto[/quote]
[iconbox title=”KETERANGAN Lainnya dapat menghubungi Kontak berikut” title_align=”center” content_align=”center” layout=”boxed” bg=”#a9d689″ border=”#59d600″ content_color=”#0a0405″ align=”left” type=”vector” icon=”momizat-icon-phone” icon_align_to=”box” size=”32″ ]
Ngasiran – 08569909748
King Tony – 087881219798 Pin BB: 5526FAA1
Supriadi Marthaen – 0821 78088 578 Pin BB: 55128C94
[/iconbox]
[box type=”note” fontsize=”18″ radius=”10″]Nama para donatur, dan bukti penggunaan dana, akan selalu diupdate di website ini selama penggalangan dana belum ditutup. Untuk masukkan dan saran, dapat diberikan pada kolom komentar dibawah. [/box]
[box type=”info” fontsize=”14″ radius=”10″]Kisah Nandiya
Nandiya adalah seorang kaya berasal dari Baranasi. Setelah mendengarkan khotbah Sang Buddha tentang manfaat membangun vihara-vihara untuk para bhikkhu, Nandiya membangun Vihara Mahavihara di Isipatana. Bangunan tersebut tinggi dan penuh perabotan.
Segera setelah vihara tersebut dipersembahkan kepada Sang Buddha, sebuah rumah besar muncul untuk Nandiya di alam surga Tavatimsa. Suatu hari ketika Maha Moggallana Thera mengunjungi alam surga Tavatimsa, dia melihat sebuah rumah besar diperuntukkan bagi pendana Vihara Mahavihara di Isipatana.
Setelah kembali dari alam surga Tavatimsa, Maha Moggallana Thera bertanya kepada Sang Buddha, “Bhante ! Untuk mereka yang melakukan perbuatan baik, apakah mereka akan mempunyai rumah besar dan kekayaan lain tersedia di alam surga, meskipun mereka masih hidup di dunia ini ?” Kepadanya Sang Buddha berkata, “Anak-Ku, mengapa kamu bertanya hal itu ? Apakah kamu tidak melihat rumah besar dan kekayaan menunggu untuk Nandiya di alam surga Tavatimsa ? Para dewa menunggu kedatangan dari orang yang berbuat baik dan dermawan, seperti sebuah keluarga menunggu kembalinya seseorang yang telah lama bepergian. Ketika orang baik meninggal dunia, mereka disambut dengan gembira untuk tinggal di alam surga.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 219 dan 220 berikut :
“Cirappavsim purisam durato sotthimagatam natimitta suhajja ca abhinandanti agatam. Tatheva katapunnampi asma loka param gatam punnani patiganhanti piyam nativa agatam.”
Setelah lama seseorang pergi jauh dan kemudian pulang ke rumah dengan selamat, maka keluarga, kerabat dan sahabat akan menyambutnya dengan senang hati. Begitu juga, perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan akan menyambut pelakunya yang telah pergi dari dunia ini ke dunia selanjutnya, seperti keluarga yang menyambut pulangnya orang tercinta.[/box]
Berikut ini adalah nama harum para dermawan yang telah berkontribusi berdana dalam rangka pembelian aset bersejarah di Temanggung.
Semoga dengan dana yang diberikan dengan keyakinan dimanapun juga, dapat segera terkondisi berupa kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah; elok dipandang, tampan/cantik, bagaikan keindahan bunga teratai yang mengagumkan.


“Di dunia ini ia berbahagia, di dunia sana ia berbahagia; pelaku kebajikan berbahagia di kedua dunia itu, ia akan berbahagia ketika berpikir, ‘aku telah berbuat kebajikan’, dan ia akan lebih berbahagia lagi ketika berada di alam bahagia.” (Dhammapada, 18).
[box type=”note” fontsize=”20″]Total Dana Terkumpul per 27 July Pukul 13.30 wib: Rp. 458.067.918,-[/box]