Selama hampir 1.500 tahun , dua arcaBuddha raksasa yang diukir pada tebing batu pasir dekat kota Bamiyan ,tepatnya di pusat Afghanistan , yang pemandangan nya sangat dominan.
Tingginya lebih dari 50 meter , Arca Buddha Bamiyan yang diukir oleh para biarawan pada abad ke-6 ketika kota ini merupakan pusat agama yang penting di jalur Sutra yang menghubungkan China ke Barat (Artkel mengenai sejarah Bamiyan dapat dibaca disini: Klik Disini )

Pada tahun 2001 , pemimpin Taliban Mullah Omar memerintahkan untuk menghancurkannya atas dasar agama yang menimbulkan banyak reaksi kengerian di seluruh dunia .
Pasukannya pertama kali mencoba menggunakan senjata anti-aircraft dan artilery tapi ini terbukti tidak efektif .
Pada akhirnya , kelompok penduduk laki-laki lokal direkrut untuk meletakkan beberapa ton dinamit dalam meledakkan Arca Buddha
Sayid Mirza Hossein , seorang petani lokal , terpaksa untuk membantu usaha tersebut selama beberapa minggu . Dia mengatakan kepada program witness (program kesaksian) tentang dampak buruk dari kerusakan.

Sayid Mirza Hossein berkata :
“ Saya tidak pernah membayangkan bahwa Arca Buddha tersebut akan dihancurkan dari kepala sampai ujung kaki. Ini sama seperti membawa kapak masuk ke dalam rumah. Di Bamiyan terdapat 3 arca Buddha. Arca tersebut sangat berharga bagi penduduk di sekitarnya. Banyak turis datang untuk mengunjunginya. Arca Buddha ini merupakan arca yang unik di dunia. Dan juga merupakan suatu sumber kebanggaan di kota Bamiyan.”
“Saya adalah Petani lokal yang sederhana, saya tinggal disini, hidup di dalam gua-gua. Kabar buruk datang ketika Taliban datang dan menguasai kota Bamiyan.. Ketika mereka tiba disini, mereka membawa saya dan menjadikan saya sebagai tahanan. Mereka memiliki ratusan tahanan yang lain juga.”

“ Hal pertama yang mereka lakukan adalah menaruh senjata berat di depan Arca Buddha. Mereka juga menggunakan tank-tank dan roket-roket. Tetapi mereka tidak mampu menghancurkan Arca Buddha tersebut. “
“Kemudian mereka membawa bahan peledak(dynamit) dari Kandahar dan Mazar, Kami disuruh untuk membongkar bahan peledak tersebut, dan membawanya menuju patung Buddha. Ini menghabiskan waktu sekitar 3 atau 4 hari.”
“ Kami tidak bisa mengatakan TIDAK, atau mengatakan kami menolak menghancurkan arca Buddha. Jika kami menolaknya, maka mereka akan membunuh kami. Pasukan Taliban berdiri dengan senjata-senjata mereka, dan telah siap menembak kami apabila kami melakukan kesalahan. Ketika ledakan terjadi, saya berada di dalam sebuah mesjid kecil yang berhadapan langsung dengan arca Buddha. Mesjid tersebut juga ikut tergoncang.

Kami semua tertutup oleh debu dan puing-puing. Para pasukan Taliban kemudian menari-nari dan bersorak.”
“Sekarang ini adalah 15 tahun sesudah Arca Buddha dihancurkan.Setiap hari, saya melewati tempat arca Buddha tersebut. Saya merasa sangat sedih setiap kali melewatinya. Saya melihat kehancuran. Itu begitu menyedihkan. Arca tersebut juga merupakan sumber penghasilan bagi penduduk lokal disini. Saya merasa sangat sedih.”
Sumber : http://www.bbc.com/news/magazine-35673213
One Comment
https://prednisone4all-365.top/