Penguatan Kerajaan Sriwijaya berlokasi di Palembang semakin terbukti. Dari ekskavasi atau penggalian yang dilakukan di area Bukit Siguntang Palembang, untuk kesekian kalinya tim ekskavasi dari Balai Arkeologi Palembang kembali menemukan susunan batubata kuno
Dari pantauan Sripoku.com, Rabu (26/11/2014), tim kembali melakukan penggalian pada dua titik area di kawasan Bukit Siguntang. Titik pertama pada sebelah timur dan sebelah barat. Pada penggalian disebelah barat bagian atas Bukit Siguntang, tim menemukan struktur susunan batu bata kuno yang tertata rapi. Temuan struktur batu bata kono berbeda dengan titik penggalian lainnya.
Tampak kumpulan batu bata kuno tersusun rapi yang membentuk sebuah struktur bangunan utuh bagian atas.

“Sementara ini belum bisa disimpulkan bangunan apa yang ditemukan, namun struktur yang ditemukan tertata rapi dan masih utuh. Dugaan bangunan ini merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya pada masa abad ketujuh sampai abad ke 10,” ujar Wahyu Risky, peneliti situs yang tergabung dalam tim ekskavasi Balai Arkeologi Palembang.
“Penggalian akan terus kita lakukan pada beberapa titik yang sudah dipetakan sebelumnya. Kemungkinan penggalian akan membentuk pola struktur. Sampai saat ini penggalian kita lakukan dua speed dengan kedalaman mencapai sekitar 50 cm. Penggalian dilakukan selama 12 hari,” ujarnya.

Susunan struktur batu bata kuno yang ditemukan tim arkelolgi pada ekskavasi atau penggalian di area Situs Bukit Siguntang Palembang, dipastikan susunan batu merupakan bangunan vihara pada masa Kerajaan Sriwijaya.
“Sudah pasti susunan batu bata kuno yang kita temukan ini adalah bangunan vihara, tapi belum bisa dipastikan usianya. Tentunya dilihat dari bentuk bangunannya, vihara ini pada masa Kerajaan Sriwijaya yakni dimulai abad ketujuh sampai abad ke 12,” ujar Retno Purwanti, arkeolog dari Balai Arkeologi Palembang, di sela-sela penelitian di Situs Bukit Siguntang Palembang, Sabtu (11/10/2014).
Dikatakan Retno, bangunan vihara yang ditemukan dengan bentuk susunan batu bata kuno, merupakan altar tempat biksu-biksu sembayang.
Selain itu juga ditemukan serpihan keramik yang diperkirakan dari masa Dinasti Sung abad 10-11 yang masanya sama dengan masa KerajaanSriwijaya.
“Mungkin saja bangunan candinya tak jauh lokasinya dari bangunan vihara yang ditemukan. Sehingga perlu ada penelitian lanjutan untuk menguatkan hal ini. Namun pastinya akan ada penelitian selanjutnya. Dikarenkan untuk membuktikan temuan adanya candi, terlebih dulu menemukan bukti arca atau patung,” ujarnya.