
Dapat mengikuti pelatihan diri zen yang diselenggarakan oleh Suhu Da Zhao di Wen Zhou merupakan jodoh yang langka. Diantaranya dengan mata kepala sendiri dapat menyaksikan suhu sekeluarga berkumpul bersama yang terdiri dari 5 anggota sangha dan 1 upasaka ( suhu dengan ibu, kakak laki-laki, kakak perempuan, adik menjadi anggota sangha dan ayahanda yang sudah upasaka beberapa tahun, sudah vegetarian dan tinggal di vihara membantu menanam sayur dan memasak melayani anggota sangha dan umat.
Biasanya mereka tidak dapat tinggal bersama, karena masing-masing sibuk membabarkan dharma ke peloksok daerah, baru kali ini ada kesempatan dapat berkumpul bersama. Berikut ini adalah kisah suhu tentang asal mula keluarganya menjadi anggota sangha.

Terjadinya 5 anggota sangha dan 1 upasaka dalam keluarga, bukan begitu saja terbentuk, tapi melewati berbagai cobaan dan rintangan. Yang pertama kali menjadi anggota sangha adalah saya ( suhu Da Zhao ). Banyak orang bertanya kepada saya mengapa jadi anggota sangha ? Saya akan katakan untuk mencari jalan Buddha dan lepas dari kelahiran dan kematian, ini adalah jawaban pada saat saya menjadi anggota Sangha. Ada lagi yang bertanya hal yang sama, saya menjawab “ karena berjodoh dengan Buddha dan mengikuti jodoh tersebut. Ini adalah jawaban setelah saya menjadi anggota sangha 3 tahun. Kalau sekarang ada yang bertanya lagi saya akan menjawab :” mengganti gaya hidup dan mengerjakan sesuatu yang kita senangi. kadang Ketika meditasi pertanyaan ini muncul :” apa yang hendak dicari ? di mana kebahagiaan tersebut ? jawaban ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan satu kata atau beberapa kata saja.
Namun bila ingin diringkas, ada 3 hal yang menyebabkan saya ingin menjadi anggota sangha : 1. Nenek saya yang meninggal dengan kondisi mengetahui kapan waktunya beliau akan pergi, ini yang menyebabkan saya tertarik pada buddhadharma dan keyakinan saya mengakar 2. Sebelum menjadi anggota sangha beberapa tahun sebelumnya, saya sering merasakan sakit kepala tapi setelah ke vihara akan merasa lebih enak dan saya kadang menjadi tenaga sukarela di vihara. 3. Sebelum menjadi anggota sangha saya membaca dua buku yaitu Jue hai chi hang 《觉海慈航》,dan a mi tuo jing bai hua jue 《阿弥陀经白话解》,yang memberikan saya jawaban yang selama ini saya cari dalam menghadapi kehidupan ini. Saya merasa sangat beruntung dapat menjalankan kehidupan kebhiksuan saya dengan lancar tanpa rintangan, pada saat saya baru menjadi anggota sangha, saya kadang merasa segala sesuatu sudah diatur oleh nasib dan nasib ada ditangan saya, ini adalah hal terbaik yang saya peroleh dalam kehidupan ini.

Namun setelah saya menjadi anggota sangha 15 tahun, balik lagi melihat perjalanan hidup yang sudah dijalani, mengapa perjalanan menjadi anggota sangha demikian mulus, lancar dan indah bukanlah kekuatan yang datang dari saya pribadi, sungguh tidak dapat dibayangkan dalam usia 16 tahun dapat memilih jalan yang begitu baik menjadi anggota sangha ? Saya sering katakan kepada orang lain , saya tidak tahu setelah datang ke dunia ini apakah saya telah berbuat salah atau tidak, tapi satu hal yang saya tahu, jalan menjadi anggota sangha adalah pilihan yang benar. Bila saja masih ada kehidupan yang akan datang menjadi manusia, saya pasti akan memilih menjadi anggota sangha.
Kakak Perempuan Menjadi Anggota Sangha
Setelah menjadi anggota sangha dua tahun, kakak perempuan saya juga menjadi anggota sangha. Pada awalnya kakak saya ini menentang saya menjadi anggota sangha, kakak pernah berkata sebaiknya saya jangan menjadi anggota sangha, karena akan mempermalu keluarga. Dia meminta pada ibu untuk melarang saya. Walaupun di mulut ibu berkata sama dengan kakak, tapi dalam lubuk hati beliau tidak pernah melarang saya menjadi anggota sangha. Beliau ingin saya sehat dan dapat menanamkan pahala dan berbuat kebajikan.
Tidak disangka, suatu saat kakak saya mengalami kegalauan di rumah, tiap hari hanya berbaring diranjang saja tidak mengerjakan apa-apa. Ibu sangat kuatir, beliau meminta saya menasehati kakak. Dengan berbekal coba-coba saya mengunjungi kakak.
Ketika bertemu kakak, saya menanyakan apakah masih melafalkan maha karuna dharani ( da bei zhou ) ? Beliau mengatakan untuk apa baca, lagi galau begini ? Saya lalu menceritakan pengalaman saya menjadi anggota sangha setahun ini dan saya juga memberikan wejangan dharma kepada beliau tentang riwayat Buddha, bagaimana beliau melepaskan belenggu untuk menolong mahluk hidup lain. Tak terasa hari pun sudah malam, sebelum pulang kakak berkata :” boleh kah saya berkunjung ke vihara mu ?” tentu saja boleh. Ibupun merasa senang mendengar pembicarakan kami, kekuatiran beliau pun berkurang banyak.
Hari kedua siang, kakak benar-benar berkunjung ke vihara. Kesan saya sampai saya seumur begini baru menyadari bahwa kakak ternyata cantik tidak kalah dengan bintang film gong li , ha ha.. saya menyambutnya dan mengajak kakak makan siang dan beristirahat di vihara. Kakak berkesempatan mendengarkan dharmadesana dari suhu da shou. Saya pun banyak menceritakan kepada beliau tentang keindahan surga sukhavati.
Akhirnya akar kebodhiannya perlahan-lahan tumbuh, kakak juga mulai belajar Amitabha Sutra. Sehingga beliau bisa tinggal beberapa hari di vihara. Dalam waktu seminggu kakak sudah dapat menghafal amitabha Sutra dan beberapa mantra-mantra pendek. Dalam setiap kesempatan ngobrol, saya juga memberikan beliau pengertian tentang buddhadharma, akhirnya beliau minta tinggal beberapa hari di vihara khusus wanita. Saya kenalkan pada Zhen Ru Chan Si ( vihara Zen zhen ru ) untuk tinggal sementara bersama Sutai Liao Chen dan muridnya. Tidak disangka begitu tinggal, beliau tidak ingin kembali lagi ke rumah yang membuatnya galau.
Setelah kakak menjadi samaneri tidak lama, beliau sudah bisa kebaktian pagi dan sore, sukong memberinya nama Ze Ming, setelah sukong wafat beliau dibina oleh guru yang lain dan diberi nama lain yaitu Men Dao. Setelah tinggal beberapa lama, kakak baru berkesempatan menerima sila menjadi bhiksuni di Yun Men Si ( Vihara Yun Men ), pada waktu bersamaan adik saya juga menerima sila di sana. Bicara adik saya menjadi anggota sangha, ada sedikit kisah seperti di sinetron.
Pernah Suatu ketika, saya seorang diri tinggal di sebuah cetya kecil, ada kalanya sisa makanan siang di makan di sore hari, beberapa kali diketahui oleh ibu saya, beliau mengatakan makan makanan demikian tidak baik terhadap kesehatan, beliau pun menyuruh adik saya kalau libur ke vihara membantu saya menanak nasi dan memasak. setelah Adik ke vihara, dengan cepat berbaur dengan kebiasaan hidup vihara seperti kebaktian pagi sore, tidak begitu lama, dalam benak nya sudah tumbuh keinginan untuk lepas sekolah dan menjadi anggota sangha. Ibu walaupun di mulut melarang adik menjadi anggota sangha namun juga tidak terlampau memaksa, akhirnya adik saya pergi ke chi jia shi ( vihara Chi Jia ) tempat suhu saya tinggal, bersiap-siap untuk menjadi anggota sangha.
Kakak ke dua saya ketika mendengarkan saya menjadi anggota sangha, beliau sudah menentang, tapi karena saya beralasan di rumah sakit kepala, tinggal di vihara penyakitnya berangsur-amgsur berkurang, akhirnya terpaksa menerima. Tetapi mendengar adik mau menjadi anggota sangha juga, beliau dengan segala daya upaya menggagalkan, sampai menjemput adik ke vihara chi jia. Mendengar cerita kakak seperguruan, sambil menangis adik saya berkata kepada suhu saya, bahwa dia pasti kembali. Ketika itu usianya baru 16 tahun.
Setelah adik pulang, dia meneruskan sekolah, tapi anehnya prestasi yang dicapai luar biasa bahkan berhasil menjuarai beberapa pertandingan ilmu alam, sehingga para guru dan murid sangat baik terhadap dia. Terakhir kakak ke dua meninggal karena sakit, ayah dan ibu membuat sebuah cetya di kampung halaman, adik membantu membangun, sampai caitya selesai, dia kembali ke vihara chi jia untuk menjadi anggota sangha. Saya menasehati sebaiknya jangan menjadi anggota sangha, di masa sekarang menjadi anggota sangha tidak mudah, kalau tidak menjalankan malah akan menambah karma buruk. Dia menjawab saya : kakak sudah menjadi anggota sangha, dan menjadi lebih baik. Kakak boleh , kenapa saya tidak ? karena alasannya yang kuat, saya pun tidak menghalanginya lagi. Suhu memberinya nama Da kong.
Ketika adik saya untuk kedua kalinya menjadi anggota Sangha, kakak saya juga menjadi anggota Sangha.
Kakak adalah seorang tukang jagal hewan, akhirnya dia disadarkan oleh seekor induk dan anak sapi ( ceritanya akan diceritakan pada kesempatan lain ). Akhirnya meninggalkan pekerjaan itu. Suatu ketika beliau ke nan king menengok saya, beliau berkata :”dulu waktu kecil, melihat sayur yang ditanam sendiri, hati sangat gembira, sekarang seandainya beri saya gedung bertingkatpun saya sudah tidak tertarik lagi. Saya masih sempat memuji beliau sudah banyak pencerahan yang dicapai. Tidak disangka setelah meninggalkan nan king beliau tinggal di gunung hingga beberapa tahun sampai akhirnya beliau mendengar saya tinggal di da luo shan ( gunung da luo ) beliau kembali mendatangi saya.

Pada saat yang bersamaan, saya juga menerima sepucuk surat yang panjang dari seorang teman yang menganjurkan saya ambil kuliah di zhong guo fo xue yuan ( sekolah tinggi Buddha ) dengan menceritakan kondisinya yang menarik. Saya pun akhirnya menuruti anjuran itu, dan kakak saya menggantikan saya tinggal di da luo shan.
Sampai saya selesai kuliah, saya baru tahu kalau beliau sudah bertemu suhu saya dan memohon untuk menjadi anggota sangha dengan nama Da Xian. Suhu saya berkata :” tidak dapat menjadi orang suci minimal menjadi orang baik.
Ibu Menjadi Anggota Sangha
Walaupun kakak perempuan saya menjadi anggota sangha adalah andil saya, tapi adik dan kakak saya adalah keinginan mereka sendiri dan saya tidak dapat mencegahnya. Demikian pula ketika ibu ingin menjadi anggota sangha, sayapun tidak sanggup mencegahnya, saya katakan kepada ibu, usia beliau sudah tinggi, tidak mudah menjalankan kehidupan sangha, malah nantinya akan merepotkan anggota sangha yang lain disamping adatpun juga sudah sulit dirubah. Namun beliau sudah mempunyai jawaban sendiri. Beliau mengatakan sejak usia 12 tahun sudah ada niat ingin menjadi bhiksuni, namun waktu itu vihara susah dan orang banyak yang menzalimi ajaran buddhis dan pengikut2nya sehingga sulit mewujudkan keinginan tersebut. Saat ini keinginan 50 tahun yang lalu sudah diwujudkan oleh kalian anak2 saya, apakah Buddha yang penuh cinta kasih juga tidak dapat mengabulkan keinginan saya yang sudah terpendam 50 tahun ini . lagian kalian sudah berjalan di jalan Buddha, masa saya tertinggal ? saat itu, saya pun terenyuh dengan kata-kata ibu.
Kalau dipikir seandainya beliau menjadi anggota sangha, saya tidak tau terlahir di mana , saya juga bersyukur beliau tidak cepat menjadi anggota sangha, setidaknya beliaulah yang mendukung saya untuk menjadi anggota sangha. Kami sejak kecil sudah ikut ibu untuk cia cay , sering mendengar beliau berkata kehidupan dulu tidak melatih diri dengan baik, sekarang hidup menderita. Lebih baik cepat-cepat melatih diri! Sejak kecil beliau berkeyakinan dengan menjadi anggota sangha dapat mengatasi banyak masalah dalam kehidupan ini. Karena usia 4 tahun, ibunya sudah meninggal, usia 16 tahun ayahnya meninggal, kakak perempuan satu-satunya pun meninggal pada saat usia ibu 20 tahun, sehingga sejak kecil ibu sudah sangat berjodoh dengan para Buddha dan bodhisattva.
Sepeninggalan anggota keluarganya, akhirnya ibu menikah dengan ayah. Pada usia 20 tahun melahirkan kakak, dalam kurun waktu berturut melahirkan kami 5 bersaudara, akhirnya pada usia 40 tahun melahirkan adik saya. Kepergian nenek ( ibu suami ) yang tahu waktu dan kapan akan meninggal, sudah membekas dalam hati dan menambahkan keyakinan beliau terhadap Buddha dharma. Yang lebih berkesan lagi adalah karena setiap kali saya pulang menengok ayah dan ibu, selalu tidak bermalam. beliau senantiasa berusaha membuat saya agar mau bermalam, sampai mendirikan sebuah cetya dengan menggunakan uang dan tenaga ayah dan adik hampir 5 tahun lamanya, namun tetap tidak dapat menahan saya untuk bermalam. Akhirnya beliau pernah berkata :” saya tidak dapat menahan langkah kalian untuk menjadi anggota sangha, tapi saya dapat mengejar bayangan kaki kalian untuk menjadi anggota sangha.

Sudah sampai disini , mana ada alasan menolak beliau menjadi anggota sangha ? jodoh beliau sudah matang, di usia melewati 60 tahun, beliau masih mengambil sila penuh menjadi bhiksuni. Anggota terakhir dari 5 sangha adalah ibu saya.
Sumber : http://blog.sina.com.cn/
Diterjemahkan oleh : David Kurniawan
One Comment
The assignment submission period was over and I was nervous, slotsite and I am very happy to see your post just in time and it was a great help. Thank you ! Leave your blog address below. Please visit me anytime.