Pertama-tama, KARMA bukanlah suatu alasan yang digunakan untuk menyalahkan apabila terjadi sesuatu. Sang Buddha mengajarkan lima Niyama ketika beliau mendengar Umat Hindu sering menyebutkan kata “karma”
*Niyama : hukum alam semesta, universal, dan alam
Ajaran Buddha tentang karma berbeda dengan konsep dari agama-agama lain di Asia.
Banyak orang percaya – dan masih percaya – bahwa segala sesuatu tentang kehidupan mereka saat ini disebabkan oleh tindakan di masa lalu. Dalam pandangan ini, segala sesuatu yang terjadi pada kita disebabkan oleh sesuatu yang kita lakukan di masa lalu.
Tetapi Sang Buddha tidak setuju. Dia mengajar ada lima jenis faktor yang bekerja dalam alam semesta ini yang menyebabkan hal-hal terjadi, disebut Lima Niyamas. Karma adalah hanya salah satu dari faktor-faktor ini. keadaan sekarang adalah hasil dari gabungan faktor-faktor yang tak terhitung jumlahnya yang selalu berubah/saling mempengaruhi.
Jadi, tidak ada penyebab tunggal yang membuat segalanya terjadi.
1. Utu Niyama
Dalam istilah modern, Utu Niyama akan berkorelasi dengan apa yang kita anggap sebagai ilmu fisika, kimia, geologi, dan beberapa ilmu dari fenomena anorganik. Hal yang paling penting untuk memahami tentang Utu Niyama adalah bahwa hukum ini yang mengatur bukanlah bagian dari hukum karma dan tidak diganti oleh karma. Jadi, dari perspektif Buddhis, bencana alam seperti gempa bumi tidak disebabkan oleh karma.
2. Bija Niyama
Bija Niyama adalah hukum tentang materi yang hidup(organik), apa yang akan kita anggap sebagai ilmu biologi. Kata Pali bija berarti “benih,” dan Bija Niyama mengatur sifat kuman dan bibit dan atribut kecambah, daun, bunga, buah, dan tanaman hidup umumnya.
Beberapa sarjana modern menunjukkan bahwa hukum genetika yang berlaku untuk semua kehidupan, tanaman dan hewan, diatur oleh hukum Bija Niyama ini.
3. Kamma Niyama
Kamma, atau karma dalam bahasa Sansekerta, adalah hukum sebab-akibat moral. Semua pikiran kehendak/niat kita, kata-kata dan perbuatan menciptakan energi yang membawa efek, dan proses yang disebut karma.
Yang penting di sini adalah bahwa Kamma Niyama adalah semacam hukum alam, seperti gravitasi, yang beroperasi tanpa harus diarahkan oleh sosok ilahi yang pandai. Dalam ajaran Buddha, karma bukanlah sistem peradilan pidana alam semesta, dan tidak ada kekuatan supranatural atau Tuhan mengarahkannya, dimana Tuhan memberikan hadiah kepada yang baik dan menghukum yang jahat.
Karma adalah, agak, kecenderungan alami(tanpa diatur makhluk tertentu) , yaitu tindakan baik menciptakan efek menguntungkan/bermanfaat dan tindakan tidak baik akan menciptakan efek berbahaya atau menyakitkan
4. Dhamma Niyama

Salah satu cara untuk berpikir tentang Dhamma Niyama adalah sebagai hukum spiritual alam. Doktrin anatta (tanpa diri) dan shunyata (kekosongan) dan tanda-tanda keberadaan, misalnya, akan menjadi bagian dari Dhamma Niyama.
5. Citta Niyama
Kita cenderung berpikir dari pikiran kita sebagai “kita”, atau sebagai pilot mengarahkan kita melalui kehidupan kita. Tetapi dalam agama Buddha, aktivitas batin adalah fenomena yang muncul dari sebab dan kondisi, seperti fenomena lainnya.
Dalam ajaran Lima Skandha, pikiran adalah semacam alat indera, dan pemikiran-pemikiran adalah objeknya, dengan cara yang sama hidung adalah alat indera dan bau adalah obyek nya.
Untuk lebih memahami mengenai proses KARMA dan hukum-hukum Alam tersebut dapat menonton langsung pada Video diatas yang disampaikan oleh Sayadaw Na Na Vamsa.
[box type=”note” fontsize=”14″ radius=”10″]Sayadaw Na Na Vamsa dilahirkan pada tanggal 23 April 1974, di Daw Pone-Yangon, Myanmar.
Semasa kehidupan sebagai umat awam, Beliau telah berlatih meditasi dan belajar Abhidhamma dari berbagai guru terkemuka. Beliau merupakan Sarjana di bidang Matematika yang kemudian ditahbiskan sebagai Bhikkhu oleh Pa-Auk Sayadaw U Acinna pada tanggal 03 Juli 2000 di pusat Meditasi Pa-Auk cabang Shwe Kyin. Guru pembimbingnya adalah Sayadaw Eain Daw Basa.
Selanjutnya Beliau mendalami pendidikan Dhammacariya yang diselenggarakan oleh pemerintah Myanmar. Sayadaw Na Na Vamsa telah didorong menjadi guru interview meditasi di Pusat Meditasi Pa-Auk sejak vassa pertama. Setelah itu pernah beberapa kali diundang mengajar ke beberapa negara, salah satunya Korea Selatan.
Sejak tahun 2009 Beliau ditunjuk sebagai Kepala Vihara di Maha Bawga, Tathon. Dalam kesibukannya membimbing bhikkhu dan samanera di vihara Maha Bawga, Beliau juga menjabat sebagai Kepala Sekolah Abhidhamma dan Dhammacariya Thaton, Propinsi Mon. Sayadaw Na Na Vamsa terutama dikenal karena kepiawaiannya dalam mengajar Abhidhamma dan telah memperoleh lisensi untuk menulis buku mengenai Abhidhamma.[/box]

- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid
Komentar Anda