Berikut ini adalah laporan perkembangan Renovasi Vihara Dhamma Santi, Desa Kandangan Kabupaten Banyuwangi.
08 Agustus 2015
Proses pengecoran halaman vihara dan lantai ruangan Dhammasala telah dilasanakan. Para umat bergotong royong , termasuk para ibu-ibu tak mau ketinggalan berbaris rapi mengantarkan adonan semen cor.
01 Agustus 2015
Kondisi Vihara tanggal 01 Agustus 2015. Secara umum pembangunan fisik telah rampung. Tinggal pengerjaan cor teras,plafon dan keramik dalam.
19 Juni 2015
Pemasangan Genting sudah selesai. Vihara telah dipergunakan untuk kegiatan pertemuan Wandani sekecamatan Pesanggaran.
11 Juni 2015
Acara Kenduri dalam rangka Menaikkan kayu kap tiang utama.
02 Juni 2015
Umat Desa sangat antusias memperingati Hari Waisak walaupun Vihara dalam kondisi belum selesai
30 April 2015
Sudah selesai memasang dinding bata dan kusen. Pekerjaan selanjutnya adalah memasang atap.Mengerjakan pondasi untuk dinding pagar vihara.
22 April 2015
Para Tukang dan Penduduk yang berswadaya membantu Pembangunan Vihara Dhamma SantiProses Pondasi telah Selesai DibuatTanggal 22 April telah mulai dilaksanakan poses pemasangan Bata dinding
08 April 2015
Pemberkahan oleh Bhante Virya Dharo Mahathera, dalam rangka peletakan batu pertama Vihara Dhamma SantiBhante membacakan Paritta Pemberkahan, dilanjutkan peletakan batu pertama
05 April 2015
Umat Buddha di kabupaten Kalangan berswadaya Gotong Royong melakukan pembersihan lahan, dan persiapan pondasi
28 Maret 2015
Para Panitia dan pengurus Vihara Dhamma Santi berfoto bersama sebelum kegiatan Pemugaran Vihara.
Upacara Selamatan sesuai tradisi penduduk setempat sebelum memulai pemugaran Vihara.
Para tukang dibantu penduduk setempat bersiap-siap untuk memulai proses pemugaranProses pemindahan Buddha Rupang, anak-anak sekolah minggu pun sangat antusias membantuProses pembongkaran atap dimulai.Vihara dalam proses pembongkaranSore hari pukul 5 sore, Vihara Dhamma Santi selesai dibongkar
“Biarlah seseorang mengorbankan hartanya, demi menyelamatkan anggota tubuhnya; Biarlah ia mengorbankan anggota tubuhnya, demi menyelamatkan hidupnya; Tetapi biarlah ia mengorbankan hartanya, anggota tubuhnya dan segalanya, meskipun juga hidupnya, demi kebenaran Dhamma”
(Khuddaka Nikaya, Jataka 28/147)