Vihara dao yuan di Kota Hai zheng,Tiongkok adalah sebuah vihara untuk para bhiksuni (rohaniawan wanita dalam agama Buddha) dengan menekankan pada penerapan sila (aturan kebhiksunian ) yang ketat. Vihara ini menjalankan pelatihan dengan cara zen.
Setiap tahun setelah tanggal 15 bulan ke 8 imlek, harus menjalankan pelatihan diri dengan berjalan selama kurang lebih setengah bulan, dengan pindapata, menerima persembahan dari umat berupa makanan, dan tidak boleh berupa uang.
Para bhiksuni Vihara dao yuan sudah menjalankan cara pelatihan ini sejak tahun 2000, berjalan sambil berpindapata, hingga saat ini sudah hampir 15 tahun. Mereka sudah pernah melewati, liao ning, he bei, qi lin, hei long jiang dan beberapa propinsi. Dalam gambar mereka tampang memegang tongkat, membawa pendupaan, sambil berjalan kaki.
Di vihara tidak ada kotak dana, tidak melakukan transaksi jual beli. Seluruh bhiksuni hanya makan sekali, tidak makan lewat tengah hari. Tiap hari tidur 4 jam, sehari hari melatih diri dengan meditasi selama 5 batang dupa. Dalam gambar tampak mereka berjalan dalam guyuran hujan.
Tanggal 8 bulan September ( tanggal 15 bulan ke 8 imlek ) dini hari, para bhiksuni penghuni vihara dao yuan, hai zheng, propinsi liao ning berangkat dari phan jing,memulai perlatihan diri dengan berjalan kaki tahun ini. Rute yang mereka lalui adalah phan jing, zu phang zi, ling hai, hu lu dao, xing zheng, he bei san hai guan, dai huang dao, bei dai he dan beberapa tempat, sampai malam tanggal 22 September ( 29 bulan ke 8 imlek ), berakhir di stasion kereta api bei dai he. Perjalanan 15 hari tersebut menempuh 600 Li. 23 September ( imlek 30 bulan ke 8 ) siang tiba di vihara.
sama sama wanita, yang satu bhiksuni, yang satu awamorang orang yang tampak aneh menyaksikan rombongan bhiksuni ini
Dalam perjalanan bila bertemu dengan mahluk hidup yang mati terlindas kendaraan, para bhiksuni ini akan mengambil bangkai mahluk hidup itu, dan menguburkan, untuk memadamkan hawa kebencian dan menumbuhkan rasa cinta kasih dan kasih sayang.banyak para umat yang memberikan penghormatan pada rombongan bhiksuni iniDalam menempuh perjalanan ini, mereka tidak tinggal di hotel, rumah penduduk atau vihara, cukup tinggal di tempat terbuka. Dalam gambar tampak para bhiksuni beristirahat disaksikan penduduk yang berlalu lalang.dalam perjalanan mereka bertemu bangkai babi kecil yang dibuang begitu saja, para bhiksuni ini bekerjasama menggali kuburan untuk memakamkan babi ini
kalau dalam perjalanan mereka bisa menyelamatkan para mahluk hidup dari pembunuhan, para bhiksuni ini akan membuat upacara trisarana dipimpin oleh ketua vihara dao yuan YM bhiksuni miao rong.membantu bhiksuni muda, merapihkan ranselnya yang beratwaktu istirahat di gunakan untuk meditasiberjalan menyusuri jalan setapakketika tiba waktu makan, para bhiksuni ini dibagi dalam beberapa kelompok, untuk pindapata ke rumah penduduk terdekatpemimpin vihara dao yuan YM bhiksuni miao rong memimpin rombongan mendatangi rumah penduduk untuk pindapata
menurut sila kebhiksuan pada jaman hyang buddha, pada saat pindapata, umat tidak mempersembahkan uang, tapi hanya berupa makananpindapata di rumah penduduk
pulang dari pindapata, makanan yang diperoleh akan dikumpulkan dan diserahkan pada petugas yang sudah ditunjuk oleh sangha untuk membantu pelaksanaan tugas tsb.Setelah pindapata berakhir, para anggota sangha duduk berdasarkan sila vinaya kebhiksuan , berapa lama pelatihan diri dan panjang pendeknya waktu pelatihan diri masing masing, menunggu waktu untuk makan.Para anggota sangha sebelum makan terlebih dahulu mendanakan makanan untuk para mahluk yang tidak terlihat, untuk memadamkan keserakahan dan memupuk cinta kasih dan kasih sayang.Melafalkan doa persembahan, merenungkan apakah pelatihan diri yang dilakukan layak dengan makanan yang diperoleh pada hari ini.anggota sangha sedang makanSetelah makan, meninggalkan tempat makan, mencari tempat yang tenang untuk istirahat sementara.Mengeluarkan peralatan tidur, untuk dijemur dibawah matahari untuk menghilangkan lembab.Mengeluarkan peralatan tidur, untuk dijemur dibawah matahari untuk menghilangkan lembab.para anggota sangha sedang melafalkan sutra.Menjahit baju yang sobek. Lama lama baju menjadi baju dengan ratusan tambalan.guru membantu menambal baju murid.Menggunakan jarum, mengeluarkan gelembung pada kaki akibat kelamaan berjalan.Anggota Sangha sedang bermeditasi dibawah pohon.Memanfaatkan daun daun untuk dibuat gambar dan pesan pesan dharma.
Ini lah tongkat yang merupakan salah satu alat yang perlu dibawa dalam perjalanan ini.menulis buku harianMencari tempat yang aman untuk tidur. Mereka tidak bermalam di rumah orang lain, tidak tinggal di hotel. Cukup di tempat terbuka saja.
memlafalkan sutra dengan penerangan senterMenyiapkan kantong tidur ( sleeping bag ), siap untuk tidur.Keesokan hari siap meneruskan perjalanan
Marilah berharap yang baik untuk mereka, karena mereka juga senantiasa berharap yang baik untuk kita !
“Biarlah seseorang mengorbankan hartanya, demi menyelamatkan anggota tubuhnya; Biarlah ia mengorbankan anggota tubuhnya, demi menyelamatkan hidupnya; Tetapi biarlah ia mengorbankan hartanya, anggota tubuhnya dan segalanya, meskipun juga hidupnya, demi kebenaran Dhamma”
(Khuddaka Nikaya, Jataka 28/147)