Bagi pria bernama Chow Wei Lin ini, niat baik bisa bermanfaat baginya. Bagaimana tidak, demi keinginannya menyumbangkan sebagian hatinya pada seorang anak kecil, Chow bertekad untuk menghentikan kebiasaan merokok yang sudah ia lakukan selama 30 tahun.
Dilaporkan The Straits Times, dalam sehari, Chow biasanya menghabiskan dua bungkus rokok. Hal itu sudah dilakoninya lebih dari tiga dekade. Namun, sebelum menjalani operasi donor hati, ia diminta untuk berhenti merokok guna mengurangi risiko komplikasi pernapasan.
Menjelaskan keputusannya, Mr Chow, seorang supervisor teknisi di sebuah pabrik yang membuat partisi dinding dan bahan bangunan lainnya, mengatakan: “Jika suatu saat anak-anak saya yang membutuhkan hati dan istri saya atau saya tidak bisa menyumbang, maka saya akan berharap ada seseorang yang bisa datang untuk membantu. “
“Dia sudah mengambil kesempatan untuk berhenti merokok sepenuhnya, selain untuk menghindari komplikasi seperti infeksi paru-paru,” kata ketua tim bedah, dr Alfred Kow seperti dilansir Asia One, Senin (10/3/2014).
Istrinya pikir dia sedang bercanda dan anak-anaknya mengatakan dia gila, tapi ini tidak menghalangi Mr Chow Wei Lin, 48, untukmenyumbangkan sebagian dari hati untuk seorang gadis kecil yang dia bahkan tidak pernah bertemu.
Pasca operasi, Chow sudah bisa mengonsumsi makanan seperti sedia kala dan pastinya ia sudah stop dari kebiasaan merokoknya. Selain itu, dr Kow juga menekankan bahwa kehidupan Phyliss Poh, bocah 10 tahun yang menerima donor hati Chow, tetap bisa berjalan normal. Meskipun, Chow adalah perokok aktif selama puluhan tahun. Setelah menyumbangkan 30 persen hatinya, kondisi Chow akan membaik karena 70 persen hatinya masih bisa beregenerasi.
Phyllis (10 tahun) dan kakaknya menderita penyakit langka yang dapat menyebabkan hati mereka gagal berfungsi atau dapat menjadi kanker, serta pertumbuhan mereka akan terhambat.
“Tanpa transplantasi, kondisi Poh bisa baik-baik saja tapi dia harus dirawat intensif tetapi tubuhnya tetap kerdil dan berisiko tinggi terkena kanker hati di usia remaja akibat kondisi genetik yang dialaminya,” papar dr Kow.
Kakak Poh yang bernama Skye (12) juga mengalami kondisi yang sama dan dua tahun lalu ia menerima donor dari sang ibu. Sayang, si ibu tak bisa menyumbangkan hatinya sampai dua kali untuk putra keduanya. Sedangkan, si ayah bukan donor yang cocok.
Phyllis menemukan donor setelah kakaknya, Skye, menulis pada surat kabar The Straits Times yang mengatakan ia berharap ada seseorang yang bisa menyumbangkan hati untuk adiknya
Awalnya, Chow melihat tulisan Skye di surat kabar yang mengatakan ia berharap ada seseorang yang bisa menyumbangkan hati untuk adiknya. Merasa tersentuh dengan yang ia baca, Chow meminta izin pada dua anak dan istrinya untuk menyumbangkan hatinya.
Mr Chow, seorang penganut Buddha, mengatakan agamanya mengajarkan bahwa setiap orang adalah keluarga. Oleh karena itu menurutnya sumbangan hatinya adalah bukan sesuatu yang istimewa.
“Tapi ketika ia harus berhenti merokok, itu sungguh usaha yang berat sekaligus menyenangkan. Dia mengganti rokok dengan permen sampai lima kg. Atas apa yang ia lakukan, teman-temannya banyak yang menyebut dia ‘living buddha’,” kata istri Chow, Lianhae Wanbao.
Bagaimana Pendapat Anda
“Biarlah seseorang mengorbankan hartanya, demi menyelamatkan anggota tubuhnya; Biarlah ia mengorbankan anggota tubuhnya, demi menyelamatkan hidupnya; Tetapi biarlah ia mengorbankan hartanya, anggota tubuhnya dan segalanya, meskipun juga hidupnya, demi kebenaran Dhamma” (Khuddaka Nikaya, Jataka 28/147)
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Content diperkenankan untuk Dicopy - 2014 @Copyright By SUGATA Team