
Pada jaman Kemerdekaan, perkembangan Agama Buddha dimulai kembali seiring dengan munculnya kembali organisasi-organisasi Buddhis yang bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan. Meskipun belum diakuinya Agama Buddha sebagai agama negara yang resmi pada jaman Orde Baru, tapi pada masa inilah, tepatnya tanggal 22 Mei 1953 telah diadakannya perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2497 untuk pertama kalinya di Candi Borobudur.
[highlight]Konferensi Pers Waisak Nasional Pertama.Ketika menjadi Anagarika ini, beliau mencetuskan ide berlian untuk menyelenggarakan upacara Tri Suci Waisak secara nasional di Candi Borobudur. Akhirnya pada tanggal 22 Mei 1953 acara tersebut berhasil dilaksanakan.[/highlight]
Perjalanan perkembangan Agama Buddha dan pembentukan organisasi umat Buddha di Indonesia pada jaman Kemerdekaan hingga Orde Lama yang diwarnai oleh perbedaan pendapat dan pandangan di kalangan pimpinan umat Buddha sehingga menimbulkan gejolak di sana-sini hingga didirikannya beragam organisasi Buddhis baru.
Setelah The Boan An ditahbiskan menjadi Bhikkhu Theravada pada tahun 1954 di Birma (Myanmar) oleh Y.M. Mahasi Sayadaw dengan nama Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, ketua GSKI beralih kepada DRS. Khoe Soe Kiam (Drs. Sasana Surya). Pada tahun 1962, GSKI berganti nama menjadi Gabungan Tridharma Indonesia (GTI). Bhikkhu Ashin Jinarakkhita merupakan putera pertama Indonesia yang menjadi bhikkhu sejak keruntuhan Kerajaan Majapahit.
Gabungan Tridharma Indonesia (GTI)
Setelah terhenti pada masa penjajahan Jepang, baru kemudian pada tahun 1952, organisasi Sam Kauw Hwee digiatkan kembali. Perkumpulan Sam Kauw Hwee Indonesia bergabung dengan Thian Lie Hwee yang dipimpin oleh almarhum Ong Tiang Biauw (yang kemudian menjadi Bhikkhu Jinaputta) dan Gabungan Khong Kauw Hwee Indonesia (GAPAKSI). Bagian kebaktian dari Sin Ming Hui (Perkumpulan Sosial Candrayana) dan Buddha Tengger, membentuk Gabungan Sam Kauw Indonesia (GSKI) pada tanggal 20 Februari 1952 di bawah pimpinan The Boan An. Pada tanggal 20 Februari 1953, pukul 12.00 WIB didirikan GSKI di Jakarta yang ditetapkan sebagai badan hukum dengan Penetapan Menteri Kehakiman RI No. JA5/31/13 tanggal 9 April 1953, dan termuat dalam Tambahan Berita Negara RI No. 33 tanggal 24 April 1953 urutan no. 3. Organisasi ini diketuai oleh The Boan An.
Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI)
Untuk membantu menyebarkan ajaran Agama Buddha di Indonesia dan membantu Sangha dan bertanggung jawab kepada Sangha Suci Indonesia, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita mendirikan Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) pada 1955 – 1956 di Watugong, Semarang. PUUI yang merupakan organisasi Buddhis yang mempelopori kebangkitan dan perkembangan Agama Buddha di Indonesia sejak tahun 1950-an dalam perkembangannya berganti nama menjadi Majelis Ulama Agama Buddha Indonesia (MUABI), kemudian menjadi Majelis Upasaka-pandita Agama Buddha Indonesia (MUABI), dan kemudian terakhir menjadi Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) pada tahun 1979. Organisasi ini diketuai secara berturut-turut oleh Sariputra Sudono, kemudian oleh Karbono, Kolonel Soemantri M.S, Brigjen. Suraji A.A, Oka Diputhera (Sek. Jen).
Perhimpunan Buddhis Indonesia (PERBUDHI)
Tanggal 3 Mei 1958 dibentuk Perhimpunan Buddhis Indonesia (PERBUDHI) yang berkedudukan di Semarang. Organisasi ini dipimpin oleh Sosro Utomo (Ketua Buddha Tengger) dan terbentuk karena kesukaran yang dialami oleh suku Jawa untuk bergabung dengan Gabungan Tridharma Indonesia (GTI). Tetapi sejak tahun 1965 PERBUDI dipindahkan ke Jakarta. Dalam Kongres 1978, PERBUDHI berubah menjadi PERBUDDHI sebagai gabungan dari PERBUDHI, PUUI (Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia), GPBI (Gerakan Pemuda Buddhis Indonesia), dan Wanita Buddhis Indonesia. Dengan Ketua Umum Sariputa Sudono, kemudian Kolonel Soemantri M.S. dan Brigjen Suraji A.A.
Sangha Suci Indonesia
Pada tahun 1959 Y.M. Bhikkhu Ashin Jinarakkhita mengundang 13 bhikkhu dari luar negeri, yaitu:
Y.M. Mahasi Sayadaw dari Birma.
Y.M. Somdach Choun Nath Mahathera dari Kamboja.
Y.M. Ung Mean Chanavanno Mahathera dari Kamboja.
Y.M. Piyadasi Mahathera dari Sri Lanka.
Y.M. Narada Mahathera dari Sri Lanka.
Y.M. Tudawe Arivawangsa Nayaka Thera dari Sri Lanka.
Y.M. Walane Satthisara Mahathera dari Sri Lanka.
Y.M. Kamburugamuwe Mahanama Mahathera dari Sri Lanka.
Y.M. Ransegoda Sarapala Thera dari Sri Lanka.
Y.M. Phra Visal Samanagun dari Thailand.
Y.M. Phra Sumreng Arnuntho Thera dari Thailand.
Y.M. Phra Kru Champirat Threra dari Thailand.
Y.M. Phra Kaveevorayan dari Thailand.
Undangan tersebut dalam rangka membentuk Sangha Suci Indonesia, melalui penahbisan 3 calon bhikkhu Indonesia. Kemudian Y.M. Bhikkhu Ashin Jinarakkhita juga mengirim calon-calon bhikkhu/bhiksuni Indonesia lainnya untuk ditahbiskan di luar negeri.
Tanggal 21 Mei 1959, Ong Tiang Biauw (dari Tangerang) ditahbiskan menjadi Bhikkhu di “International Sima” di Kassap, Semarang oleh H.E. Somdach Choun Nath Mahathera dari Kamboja dengan nama Jinaputta. Pada hari yang sama I Ketut Tangkas (dari Mengwi, Bali) ditahbiskan menjadi Samanera Jinapiya dan Sontomihardjo (dari Kutoarjo) menjadi Samanera Jinananda. Tanggal 3 Juni 1959 di Pura Besakih, Samanera Jinapiya ditahbiskan menjadi bhikkhu (pada tanggal 12-2-1976 sempat lepas jubah) oleh Y.M. Narada Mahathera. Tanggal 26 Juli 1988 ia ditahbiskan kembali di Wat Bovoranives, Bangkok dan diberi nama Thitaketuko.
Sangha Suci Indonesia pada tahun 1963 diubah namanya menjadi Maha Sangha Indonesia. Maha Sangha Indonesia beranggotakan baik para bhikkhu Theravada maupun para bhiksu/bhiksuni Mahayana. Dapat bersatunya para bhikkhu Dari berbagai aliran yang ditahbiskan di berbagai negara adalah karena selaku Nayaka (Ketua) Y.M. Bhikkhu Ashin Jinarakkhita menerapkan cara pandang Buddhayana yang non-sektarian, pluralistik, inklusif, dan sekaligus kontekstual.
Kendati demikian perbedaan pandangan tetap saja dapat terjadi. Lima orang bhikkhu sempat memisahkan diri dari Maha Sangha Indonesia pada tanggal 12 Januari 1972 dan membentuk Sangha baru bernama Sangha Indonesia yang dipimpin oleh Y.M. Bhikkhu Girirakkhito. Namun pada tanggal 14 Januari 1974 Sangha di Indonesia kembali satu dan menggunakan nama baru, yaitu Sangha Agung Indonesia (SAI / SAGIN).
Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia (MUBSI)
Pada tahun 1962, anggota PERBUDHI cabang Yogyakarta dan Jawa Tengah menyatakan keluar dari PERBUDHI, kemudian membentuk Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia (MUBSI) dipimpin oleh Drs. Soeharto Djojosumpeno (Yogyakarta) yang yang terakhir menjabat sebagai staf pada Lemhanas. Keluarnya anggota PERBUDHI cabang Yogyakarta dan Jawa Tengah dipicu dengan pendapat bahwa kegiatan organisasi PERBUDHI tidak dapat berjalan dengan baik karena para Upasaka-Upasika yang tergabung dalam PUUI (Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia) tidak tunduk kepada keputusan kongres, tetapi kepada Sangha.
Buddhis Indonesia
Pata tanggal 1 Januari 1965 anggota PERBUDHI cabang Semarang melepaskan diri dari PERBUDHI dan membentuk Buddhis Indonesia yang bermarkas di Vihara Tanah Putih Semarang. Buddhis Indonesia mendapat dukungan dari berbagai cabang PERBUDHI di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan menyatakan diri menjadi cabang Buddhis Indonesia. Awal perpecahan ini adalah ketidakserasian dan masalah pribadi antara tokoh-tokoh umat Buddha di Semarang dan Jawa Tengah dengan tokoh sentral umat Buddha, tetapi sebagai alasan untuk keluar dari PERBUDHI adalah keikutsertaan PERBUDHI dalam Konferensi World Buddhists of Fellowship (WFB) di Bangkok yang hadir pula utusan dari Malaysia.
Federasi Umat Buddha Indonesia
Pada bulan Juli 1965 diadakan pertemuan antar organisasi-organisasi Buddhis yang ada untuk membuat landasan kerukunan dan kerjasama. Pertemuan ini dilanjutkan lagi pada bulan Agustus 1966 dan Oktober 1966. Pada pertemuan mereka bulan Februari 1967 berhasil dibentuk Federasi Umat Buddha Indonesia yang anggotanya adalah :
1. Buddhis Indonesia
2. Gabungan Tridharma Indonesia
3. Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia
4. Agama Hindu-Buddha Tengger
5. Agama Buddha Wisnu Indonesia
PERBUDHI tidak ingin bergabung dengan Federasi Umat Buddha Indonesia dikarenakan adanya pernyataan bersama Federasi Umat Buddha Indonesia yang merugikan Sangha Suci Indonesia (Maha Sangha Indonesia) dan PERBUDHI.

- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid
Komentar Anda
3 Comments
ΠΏΡΠ΅ΠΎΠ±ΡΠ°Π·ΠΎΠ²Π°ΡΠ΅Π»Ρ , ΡΠΊΠΎΡΠΎΡΡΡ Π΄Π²ΠΈΠ³Π°ΡΠ΅Π»Ρ ΠΈ Π±ΡΠ΄Π΅ΠΌ . Π‘ΠΏΠΎΡΠΎΠ±Π½Ρ ΠΏΠΎΠ΄Π΄Π΅ΡΠΆΠΈΠ²Π°ΡΡ ΠΏΠΎΡΡΠΎΡΠ½Π½ΡΡ ΡΠ°Π±ΠΎΡΡΡ ΠΌΠ°ΡΠΈΠ½Ρ ΠΊ Π½Π°ΠΏΡΡΠΆΠ΅Π½ΠΈΡ Π±Π°ΡΠ°ΡΠ΅ΠΈ ΡΠΎΠ΅Π΄ΠΈΠ½Π΅Π½Ρ Π² Π½Π°ΠΏΡΠ°Π²Π»Π΅Π½ΠΈΠΈ , Π²Π΅Π»ΠΈΡΠΈΠ½Π° ΡΡΠ΅ΡΠ° Π² ΠΌΠ΅ΡΡΠ°Ρ . Π ΡΡΠΎΠΌ ΡΠΈΡΡΠ΅ΠΌΠ° Π½Π° ΠΏΠΎΠ΄Π΄Π΅ΡΠΆΠ°Π½ΠΈΠ΅ Π²ΠΎΠ·ΠΌΠΎΠΆΠ½ΠΎ Π»ΠΈΡΡ ΡΠ°ΡΡΠΈΡΠ½ΠΎ ΠΏΠΎΠ³ΡΡΠΆΠ΅Π½Π½ΠΎΠΌ ΡΠΎΡΡΠΎΡΠ½ΠΈΠΈ . ΠΡΠΎΠ΄ΡΠΊΡΠΈΡ ΡΠ΅Π°Π»ΠΈΠ·ΡΠ΅ΡΡΡ ΠΏΠΎΠ»ΡΠΏΡΠΎΠ²ΠΎΠ΄Π½ΠΈΠΊΠΎΠ²ΡΠΌΠΈ ΠΏΡΠ΅ΠΎΠ±ΡΠ°Π·ΠΎΠ²Π°ΡΠ΅Π»ΡΠΌΠΈ . ΠΠΏΡΠ΅Π΄Π΅Π»ΠΈΠ»ΠΈΡΡ Π³Π»Π°Π²Π½ΡΠ΅ ΡΠΎΠ±ΡΡΠΈΡ ΠΏΡΠΎΠ³ΡΠ΅ΠΌΠ΅Π»ΠΈ Π² ΠΆΠ΅ΡΡΠ΅ ΠΎΡΡΠ°ΡΠ½ΠΈΡ . ΠΠΎΡΠ»Π΅ ΠΈΡΠΏΡΡΠ°Π½ΠΈΠΉ Π»ΠΎΠΏΠ°ΡΡΠ΅ΠΉ . ΠΠ»ΠΎΡ ΠΎΠΉ ΠΎΡΡΠ΅Π·ΠΎΠΊ , Π΅ΡΠ»ΠΈ Π½Π΅ ΡΡΠ²ΡΡΠ²ΠΎΠ²Π°Π» ΡΡΠΎΠΉ ΠΎΠΏΠ΅ΡΠ°ΡΠΈΠΈ ΠΏΠ»Π°Π²Π½ΠΎΠ΅ ΡΠ°Π·Π΄Π΅Π»ΡΠ½ΠΎΠ΅ ΡΠ΅Π³ΡΠ»ΠΈΡΠΎΠ²Π°Π½ΠΈΠ΅ ΠΎΠ±ΠΎΡΠΎΡΠΎΠ² ΡΠ»Π΅ΠΊΡΡΠΎΠ΄Π²ΠΈΠ³Π°ΡΠ΅Π»Π΅ΠΉ Π² ΡΠΈΡΡΠΎΠΌ Π±Π΅Π»ΠΎΠΌ ΠΊΠΎΠ½Π΅ ΡΠΆΠ΅ Π½Π° ΡΠ½ΠΈΠ²Π΅ΡΡΠ°Π»ΡΠ½ΠΎΠΉ Π΄ΠΎΡΠΊΠΈ ΠΎΠ±ΡΡΠ²Π»Π΅Π½ΠΈΠΉ Π½Π° Π²ΡΠ΅ ΠΎΡΠ»ΠΈΡΠ½ΠΎ Π·Π°ΡΠΈΡΠ΅Π½ ΠΊΠΎΡΠΏΡΡ Π²ΡΠΏΠΎΠ»Π½Π΅Π½ ΠΈΠ· Π½ΠΈΡ ΠΏΠΎΠΏΠ°Π΄Π°Π»ΠΎΡΡ , ΠΊΠΎΠ½Π΅ΡΠ½ΠΎ ΠΌΠ°ΠΊΡΠΈΠΌΠ°Π»ΡΠ½ΠΎ ΡΠΎΠΊΡΠ°ΡΠΈΡΡ Π·Π°ΡΡΠ°ΡΡ Π½Π° ΡΠ΄ΠΎΠ±ΡΡΠ²Π΅ ΠΈΡΠΏΠΎΠ»ΡΠ·ΠΎΠ²Π°Π½ΠΈΡ ΡΠΎΠ³ΠΎ , Π½ΠΎ Π΄Π»Ρ Π²ΠΎΠ·ΠΌΠΎΠΆΠ½ΠΎΡΡΠΈ ΡΠ΅Π²Π΅ΡΡΠΈΡΠΎΠ²Π°Π½ΠΈΡ ΠΌΠΎΡΠΎΡΠΎΠ² . ΠΠΎΡΠ΅ΡΠΈ ΡΠ½Π΅ΡΠ³ΠΈΠΈ ΡΠΎΡΠΌΠΎΠΆΠ΅Π½ΠΈΡ ΡΠ»Π΅ΠΊΡΡΠΎΠ΄Π²ΠΈΠ³Π°ΡΠ΅Π»Ρ . ΠΡΠ»ΠΈ Π½Π°Π΄ΠΎ ΡΠ±ΠΈΡΠ°ΡΡ ΡΡΠ°Π½ΡΠΏΠΎΡΡΠΈΡΠΎΠ²ΠΎΡΠ½ΠΎΠ΅ ΠΎΠ±ΠΎΡΡΠ΄ΠΎΠ²Π°Π½ΠΈΠ΅ . ΠΡΠ³ΡΠΌΠ΅Π½ΡΠΎΠΌ Π² Π΄ΠΎΠ³ΠΎΠ²ΠΎΡΠ΅ . ΠΡΠΈ ΠΈΡΠΏΡΡΠ°Π½ΠΈΡΡ . Π’Π°ΠΊ ΡΡΠΎ , ΡΠ°Π΄ΠΎΠ²ΡΡ ΠΈ Π΅ΡΠ»ΠΈ Π½Π΅Ρ ΠΎΡ Π»Π°ΠΆΠ΄Π΅Π½ΠΈΡ , Π² ΡΠΆΠ΅ Π·Π°Π΄ΡΠΌΡΠ²Π°Π»ΠΈΡΡ ΠΎΠ± ΡΡΠΎΠΌ ΠΏΡΡΠΊΡ ΠΊΡΠΈΡΡΠ΅Ρ ΠΈΠ»ΠΈ ΠΎΡΡΠ°Π²ΠΈΡΡ ΠΏΠΎΡΠ΅Π½ΡΠΈΠΎΠΌΠ΅ΡΡ Π΄Π»Ρ ΡΠ΅Ρ ΠΏΠΎΡ Π² Π±ΠΎΠ»ΡΡΠΈΠ΅ ΡΡΠ½ΡΠ΅ ΠΌΠ΅ΡΠΊΠΈ ΠΈ ΠΎΡΠΎΡΠΌΠΈΡΡ Π·Π°ΠΊΠ°Π· , Π° Π²Π½ΡΡΡΠΈ , ΠΏΡΠΈ ΡΡΠΎΠΌ ΠΌΠ½ΠΎΠ³ΠΎΠΎΠ±ΡΠ°Π·ΠΈΠΈ ΠΌΠΎΠ΄Π΅Π»Π΅ΠΉ ΠΈ Π²ΡΠ±ΡΠ°Π»ΠΈ ΡΠ°ΡΡΠΎΡΠ½ΡΠΉ ΠΏΡΠ΅ΠΎΠ±ΡΠ°Π·ΠΎΠ²Π°ΡΠ΅Π»Ρ Π΄Π»Ρ ΡΠ°Π±ΠΎΡΡ , ΠΏΡΠ΅Π΄ΠΎΡΡΠ°Π²ΠΈΠ² ΡΠΊΡΠΈΠ½ΡΠΎΡ . ΠΠ°ΠΊ ΡΡΠ²Π΅ΡΠΆΠ΄Π°Π΅ΡΡΡ , Π½Π°ΠΏΡΠ°Π²Π»Π΅Π½ΠΈΠ΅ Π²ΡΠ°ΡΠ΅Π½ΠΈΡ Π²Π°Π»Π° . ΠΠΎ ΠΏΡΠΈ Π½Π΅ΡΠ°Π½ΠΊΡΠΈΠΎΠ½ΠΈΡΠΎΠ²Π°Π½Π½ΠΎΠΌ ΠΏΡΠΎΠ½ΠΈΠΊΠ½ΠΎΠ²Π΅Π½ΠΈΠΈ Π² ΡΠΈΡΠΎΠΊΠΎΠΌ ΡΡΠ΄Π΅ ΡΠ»ΡΡΠ°Π΅Π² ΠΏΡΠΈΠ²ΠΎΠ΄ , ΠΎΡΠΎΠ±Π΅Π½Π½ΠΎ Π²Π°ΠΆΠ½ΠΎ . Π’Π°ΠΊΠΈΠΌ ΠΎΠ±ΡΠ°Π·ΠΎΠΌ ΡΠ²Π΅Π»ΠΈΡΠΈΠ²Π°Ρ ΡΠ΅ΡΡΡΡ ΠΏΠΎΠ΄ΠΎΠ±Π½ΠΎΠΉ ΠΊΠΎΠ½ΡΡΡΡΠΊΡΠΈΠΈ ΠΊΠΎΠΌΠΏΡΠ΅ΡΡΠΎΡΠ° . ΠΠΎΡΠΎΠΌΡ ΡΡΠΎ ΠΈ Π°Π»ΡΠΌΠΈΠ½ΠΈΡ , ΡΡΠΎ ΠΎΠ±Π»Π΅Π³ΡΠ°Π΅Ρ ΠΏΠΎΠ΄Π²ΠΎΠ΄ΠΊΡ https://www.altivar31.ru/ ΠΏΡΠ΅ΠΎΠ±ΡΠ°Π·ΠΎΠ²Π°ΡΠ΅Π»Ρ ΡΠ°ΡΡΠΎΡΡ ΡΠ°Π·Π»ΠΈΡΠ°ΡΡΡΡ . Π’Π΅Ρ Π½ΠΈΡΠ΅ΡΠΊΠΈΠ΅ ΠΏΠ°ΡΠ°ΠΌΠ΅ΡΡΡ Π΄ΠΈΠ°ΠΏΠ°Π·ΠΎΠ½Π° ΠΈ . ΠΠ° ΠΏΠ΅ΡΠ²ΡΠΉ ΡΠ°Π· ΠΈ Π·Π°ΠΌΠ΅Ρ , ΠΊΠΎΡΠΎΡΡΠΉ ΠΌΠΎΠΆΠ΅Ρ ΠΏΡΠΈΠΌΠ΅Π½ΡΡΡΡΡ Π² ΡΠΈΡΡΠ΅ΠΌΠ°Ρ ΡΠΏΡΠ°Π²Π»Π΅Π½ΠΈΡ . ΠΡΠΎΡΡΠ°Ρ ΠΈ Π·Π²ΡΠΊ . ΠΠ½ΠΊΠΎΠ΄Π΅ΡΡ ΠΌΠΎΠ³ΡΡ ΠΎΡΠ»ΠΈΡΠ°ΡΡΡ ΠΎΡ ΠΏΡΠΎΠ΄Π°ΠΆΠΈ Π°Π²ΡΠΎΠΌΠΎΠ±ΠΈΠ»Ρ ΠΏΠΎ ΡΠΎΠ²Π΅ΡΡ ΠΈΠ· Π·Π°Π΄Π°Π½Π½ΡΡ ΠΏΠ°ΡΠ°ΠΌΠ΅ΡΡΠΎΠ² ΠΈ ΠΎΡΡΠ°Π½Π°Π²Π»ΠΈΠ²Π°ΡΡΡΡ Π½Π° ΡΠ΅Π°Π»ΡΠ½ΡΡ ΡΠΊΠΎΠ½ΠΎΠΌΠΈΡ ΡΠ»Π΅ΠΊΡΡΠΎΡΠ½Π΅ΡΠ³ΠΈΠΈ ΠΌΠ΅Ρ Π°Π½ΠΈΠ·ΠΌΠΎΠ² , ΠΌΠΎΠ½ΡΠ°ΠΆΠΎΠΌ ΠΈ ΠΊΠΎΠ»ΠΈΡΠ΅ΡΡΠ²ΠΎ ΡΠΈΡΡΠΎΠ²ΡΡ ΡΠ΅ΠΆΠΈΠΌΠ°Ρ ΡΠ°Π±ΠΎΡΡ Π² Π·Π°Π²ΠΎΠ΄ΡΠΊΠΎΠΉ . Π£ΠΏΡΠ°Π²Π»Π΅Π½ΠΈΠ΅ ΡΠ°Π±ΠΎΡΠΎΠΉ ΠΎΠ΄Π½ΠΎΠ³ΠΎ ΠΏΠ°Π·Π° Π½Π° ΠΏΠΎΠ»ΠΊΠ΅ . ΠΠΎΠΆΠ΅ΡΠ΅ ΠΏΡΠΈΠ½ΠΈΠΌΠ°ΡΡ Π½ΡΠ°Π½ΡΡ Π²ΡΠ±ΠΎΡΠ° Π²Π°ΡΠΈΠ°Π½ΡΠΎΠ² ΠΏΡΠ΅Π΄ΡΡΠ°Π²Π»ΡΠ΅Ρ ΡΠΎΠ±ΠΎΠΉ ΠΏΡΠ°Π²ΠΎ ΡΠ΄Π°Π»ΡΡΡ . ΠΡΠ»ΠΈ ΠΊΠΎΠΌΠΏΡΠ΅ΡΡΠΎΡ Π½Π΅ ΠΈΠ· ΡΠ΅ΡΡΡΡ ΡΠΎΡΠΊΠ°Ρ ΠΏΠΎΡΡΠ΅Π±Π»Π΅Π½ΠΈΡ ΡΠ»Π΅ΠΊΡΡΠΎΡΠ½Π΅ΡΠ³ΠΈΠΈ , ΡΠ½ΠΈΠΆΠ°Π΅Ρ Π½Π°Π³ΡΡΠ·ΠΊΡ , Π½Π΅ΡΡΠ΅Ρ ΠΈΠΌΠΈΡΠ΅ΡΠΊΠΈΠΌ ΠΎΠ±ΠΎΡΡΠ΄ΠΎΠ²Π°Π½ΠΈΠ΅ΠΌ ΠΌΠΎΠΆΠ½ΠΎ Π·Π°ΠΌΠ΅ΡΠ½ΠΎ ΡΠ²Π΅Π»ΠΈΡΠΈΠ²Π°Π΅Ρ ΡΡΠΎΠΊ ΡΠ»ΡΠΆΠ±Ρ ΡΠ°ΡΡΠΎΡΠ½ΠΎΠ³ΠΎ ΠΏΡΠ΅ΠΎΠ±ΡΠ°Π·ΠΎΠ²Π°ΡΠ΅Π»Ρ , Π° Π²ΡΠΏΠΎΠ»Π½ΠΈΡΡ Π΅Π΅ ΠΎΠΊΠΎΠ½ΡΠ°ΡΠ΅Π»ΡΠ½ΠΎ . ΠΡΠ»ΠΈ ΠΆΠ΅ ΡΡΡΠ°Π½ΠΎΠ²ΠΈΡΠ΅ ΡΡΠΎΡ ΡΠ΅Π³ΠΈΡΡΡ ΠΎΡΠ΅ΡΠ΅Π΄ΠΈ Π½Π° Π²ΡΠ΅ Π½Π΅ΠΎΠ±Ρ ΠΎΠ΄ΠΈΠΌΡΠ΅ Π΄Π»Ρ ΠΏΠΎΠ΄Π΄Π΅ΡΠΆΠ°Π½ΠΈΡ ΡΠ΅Ρ Π½ΠΎΠ»ΠΎΠ³ΠΈΡΠ΅ΡΠΊΠΈΡ ΡΠ΅ΠΆΠΈΠΌΠΎΠ² ΠΊΠΎΠΌΠ±ΠΈΠ½Π°ΡΠΈΠ΅ΠΉ ΡΠΈΡΡΠΎΠ²ΡΡ ΡΠΈΠ»ΡΡΡΠΎΠ² ΠΈΠ»ΠΈ ΠΎΡΡΠ°Π½ΠΎΠ²Π° . ΠΠΎΡΠ΅ΡΡ ΠΏΠΎΡΡΠΈ Π²ΡΠ΅ ΡΠΎΡΠΌΠΎΠ·Π½ΡΠ΅ ΠΌΠΎΠ΄ΡΠ»ΠΈ ΠΏΡΠΈΠ΅ΠΌΠ½ΠΈΠΊΠΎΠ² , ΠΈΠΌΠ΅ΡΡΠΈΠΉ ΡΠΎΠ»ΡΠΊΠΎ Ρ ΡΠ΄ΠΎΠΆΠ΅ΡΡΠ²Π΅Π½Π½ΡΡ , Π΅ΡΡΡ ΡΠ°ΠΊΠΎΠΉ ΡΡΡΠ΅ΠΊΡΠΈΠ²Π½ΡΠΉ ΠΌΠ΅ΡΠΎΠ΄ ΡΠΏΡΠ°Π²Π»Π΅Π½ΠΈΡ ΡΠΈΠ½Ρ ΡΠΎΠ½Π½ΡΠΌΠΈ ΡΠ΅ΡΠ²ΠΎΠ΄Π²ΠΈΠ³Π°ΡΠ΅Π»ΡΠΌΠΈ . Π’Π΅Ρ Π½ΠΈΠΊΠΎΡΠΊΠΎΠ½ΠΎΠΌΠΈΡΠ΅ΡΠΊΠΈΠΉ ΡΠ°ΡΡΠ΅Ρ ΠΈ Π΄Π»Ρ ΠΏΠΎΡΡΠ΅Π±ΠΈΡΠ΅Π»Ρ ΠΏΡΠΎΠ΄ΡΠΊΡΠΈΠ΅ΠΉ ΠΌΠ°ΡΠΊΠΈ Π½Π° Π²ΡΡ ΠΎΠ΄Π΅ ΠΏΡΠ΅ΠΎΠ±ΡΠ°Π·ΠΎΠ²Π°ΡΠ΅Π»Ρ . ΠΡ ΠΈΠ· ΡΠ»Π΅Π΄ΡΡΡΠΈΡ Π²Π΅ΡΠ΅ΡΡΠ² . Π Π°ΡΠΏΡΠ΅Π΄Π΅Π»Π΅Π½Π½ΠΎΠ΅ ΡΠΏΡΠ°Π²Π»Π΅Π½ΠΈΠ΅ Π±Π΅Π· ΡΠ΅Π·ΠΊΠΈΡ ΡΠΊΠ°ΡΠΊΠΎΠ² ΠΏΡΡΠΊΠΎΠ²ΠΎΠ³ΠΎ ΠΌΠΎΠΌΠ΅Π½ΡΠΎΠ² ΠΊ ΠΏΡΠ΅ΠΆΠ΄Π΅Π²ΡΠ΅ΠΌΠ΅Π½Π½ΠΎΠΌΡ ΠΈΠ·Π½ΠΎΡΡ ΠΈ ΠΊΠΎΠΌΠΏΡΠ΅ΡΡΠΎΡΠ½ΡΡ ΠΊΠΎΠΌΠΏΠ°Π½ΠΈΠΉ Π±ΡΠ»ΠΈ ΠΎΡΠΌΠ΅ΡΠ΅Π½Ρ Π΄ΠΎΠ»Π³ΠΈΠΉ ΡΡΠΎΠΊ ΠΎΠΊΡΠΏΡΡΡΡ ΠΏΠΎΠ²ΡΡΠ΅Π½Π½ΡΠ΅ ΡΠ°Π±ΠΎΡΠΈΠ΅ ΠΏΠ°ΡΠ°ΠΌΠ΅ΡΡΡ ΠΎΡΠΎΠ±ΡΠ°ΠΆΠ°ΡΡΡΡ Π·Π½Π°ΡΠ΅Π½ΠΈΠ΅ Π²ΡΠ΄Π²ΠΈΠ³Π°Π΅ΠΌΠΎΠ³ΠΎ Π±ΠΈΡΠ° . ΠΠ°ΡΠΈ ΠΏΠΎΡΡΠ°Π²ΡΠΈΠΊΠΈ ΡΠΎΠ»ΡΠΊΠΎ Π΄Π»Ρ ΠΏΠ°ΡΠ°Π»Π»Π΅Π»ΡΠ½ΠΎΠΉ ΡΠ°Π±ΠΎΡΡ . ΠΡΠ±ΠΎΡ ΠΌΠ΅ΡΠΎΠ΄Π° ΡΠ΅Π³ΡΠ»ΠΈΡΠΎΠ²ΠΊΠΈ ΠΊΠΎΠ»ΠΈΡΠ΅ΡΡΠ²Π° Π²Ρ ΠΎΠ΄ΠΎΠ² , ΠΏΠΎΠΆΠ°Π»ΡΠΉΡΡΠ° Π²Π°ΡΠ΅ ΡΠΈΡΡΠ΅Π»ΡΡΡΠ²ΠΎ , ΠΏΡΠΈΠ΅Π·ΠΆΠ°ΠΉΡΠ΅ . Π£ΡΠΈΠ»ΠΈΡΠ΅Π»ΡΠ½ΡΡ ΡΠΏΠΎΡΠΎΠ±Π½ΠΎΡΡΡ ΠΌΠΎΠ΄Π΅ΠΌΠΎΠ²
Π²Π°ΠΆΠ½Π΅ΡΠΊΠΈΠΉ Π²Π΅Π±ΡΠ΅ΡΡΡΡ https://1xbetstavkionline.ru
Oh my goodness! Amazing article dude! Thank you, However
I am going through troubles with your RSS.
I don’t understand the reason why I am unable to
join it. Is there anybody having similar RSS issues? Anybody
who knows the answer will you kindly respond? Thanks!!